Rabu, 26 Mei 2010 | 11:44 WIB
KERINCI, TRIBUN - Harimau sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) yang tertangkap di jalan Buntu, Desa Muara Emat, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, akhirnya diditipkan di Taman Safari, Bogor, untuk menjalani perawatan.
Beberapa hari sebelumnya, harimau tersebut sempat dirawat selama empat hari di Bukit Tapan, karena menderita beberapa luka tembak di bagian perutnya. Namun karena kondisinya yang sudah kian parah, akhirnya harimau tersebut dititipkan di kebun raya Bogor, untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kabid Teknis Konservasi Tanaman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Agus saat dikonfirmasi mengatakan hari ini (Selasa.red), harimau akan dibawa ke Padang, dan selanjutnya diterbangkan ke Jakarta, dan seterusnya akan dibawa ke kebun raya bogor.
"Semua biaya pengiriman harimau ditanggung Taman Safari. Dari Kerinci, pengiriman harimau akan didampingi dua orang, satu dari tim PHS dan satu orang lagi dari tim dokter hewan," ujar Agus, saat dikonfirmasi Tribun, Selasa (24/5).
Menurut Agus, perawatan harimau di Taman Safari hanya untuk sementara, setelah kondisinya membaik kemungkinan besar harimau kembali dilepaskan di Kerinci. "Kita akan lihat dulu kondisinya bagaimana, jika sudah kembali sehat akan kita lepaskan ke hutan. Namun kita harus cari dulu di mana tempat yang tepat untuk harimau tersebut. Kemungkinan yang menjadi tempat evakuasi adalah di Tambling, Lampung," kata Agus.
Harimau kata Agus, akan dibawa ke Bogor menggunakan kandang khusus yang dikirimkan langsung oleh Taman Safari. Kandang tersebut sudah sesuai dengan standar yang diinginkan oleh pihak Garuda. "Setelah pembiusan, harimau dibawa ke Padang dengan menggunakan mobil. Sesampai di Padang, dijadwalkan sekitar pukul 6.00 WIB pagi, dan setelah itu diterbangkan ke Bogor menggunakan penerbangan Garuda. Di Bandara Sukarno Hatta, tim yang membawa harimau dari Kerinci akan ditunggu oleh pihak Taman Safari,"ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator tim Pelastarian Harimau Sumatera, Dian, menurutnya, dikirimkannya harimau ke Taman Safari bogor, merupakan keputusan bersama dari pecinta harimau kita dan dokter hewan. Taman Safari dipilih karena dianggap memiliki fasilitas yang lebih baik.
"Di sana harimau bisa dirawat lebih baik, sehingga keselamatan harimau terjamin. Di Jambi harimau yang sehat saja bisa dicuri orang dari kebun binatang," tegas Dian.
Setelah harimau kembali sehat katanya, kemungkinan besar akan dilepaskan, namun pastinya bukin di tempat yang padat penduduk. "Kalau di kawasan TNKS, kita punya dua tempat, yakni di Bungo dan Bengkulu. Lokasi itu sangat baik lantaran berada jauh dari kawasan pemukiman penduduk," ucap Dian.
Dokter hewan Erni Suyanti, yang bertugas mengantarkan harimau ke Taman Safari, saat diminta komentarnya mengatakan untuk keamanan pemindahan, harimau akan dibius terlebih dahulu. Namun hanya menggunakan dosis ringan, setelah sampai dalam kerangkeng harimau akan sadar lagi. "Kita menggunakan obat bius dengan dosis 4,8 CC. obat bius ini merupakan kombinasi Ketamil dan Xilacil Xcl. Kira-kira satu sampai dua jam, harimau akan kembali sadar. Waktu ini akan kita manfaatkan untuk merawat kembali luka-luka ditubuh harimau tersebut," jelas Dokter Erni Suyanti.
Saat dilakukan perawatan, Erni Suyanti mengatakan luka yang dialami oleh harimau kian memburuk. Beberapa luka terlihat berair, dan enam jahitan yang menutup luka tersebut lepas. "Kita akan bersihkan lagi luka ini, setelah itu baru dimasukkan ke dalam kerangkeng," pungkasnya. (eja)
http://www.tribunjambi.com/read/artikel/1448
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment