ANTARA
31.7.09
Kaki Harimau Terjerat Perangkap Babi Diamputasi
Jumat, 24 Juli 2009 15:23 WIB
BANDA ACEH--MI: Kaki seekor Harimau Sumatra (Pathera Tigris Sumatrae) yang terluka akibat terjerat perangkap babi di Subulussalam, Provinsi Aceh, akan diamputasi oleh tim dokter.
"Hasil rapat para dokter hewan memutuskan kaki harimau yang terluka itu harus diamputasi," kata Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Aceh, Abubakar Chek Mat di Banda Aceh, Jumat (24/7). Dia mengatakan, rapat tersebut dihadiri dokter hewan dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Menurut Abubakar, salah satu kaki depan harimau yang berusia sekitar 1,5 tahun itu secepatnya diamputasi agar tidak terjadi infeksi. Saat ini harimau tersebut dibawa ke fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah untuk mendapat perawatan intensif. Sementara untuk pemulihan dan penempatannya kemudian akan dikoordinasikan dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan pemerhati satwa dari LSM di Aceh.
"Belum bisa ditentukan ke mana nantinya harimau akan ditempatkan setelah operasi amputasi dilakukan. Yang penting si Raja Hutan itu sehat kembali," tambahnya. Harimau itu terjerat di Desa Sikarabang Transmigrasi SP2, Kecamatan Longkip, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. Akibat terjerat, empat jari di salah satu kaki depannya putus sehingga memerlukan perawatan intensif dan dibawa ke Banda Aceh.
Tinggi badan harimau itu 54 cm dan panjangnya 131 cm, lingkar dada 59-60 cm, dan panjang ekor 51 cm. Binatang dilindungi itu ditemukan Mudakhir (45), warga setempat yang memasang jerat untuk babi di kawasan perkebunan kelapa sawit yang baru dibukanya. Dokter hewan dari Vesswic, Christopher Stremme mengatakan, hewan tersebut harus sesegera mungkin diobati dan diamputasi kaki yang luka dan rusak akibat terjerat.
Menurutnya, kondisi fisik harimau itu saat ini masih cukup baik namun diperkirakan tidak akan kembali normal dan sulit jika dikembalikan ke habitat aslinya. "Perkiraan saya tidak mungkin dikembalikan ke habitatnya karena kalau sudah diamputasi kemungkinan dia bisa hidup di kawasan alaminya kecil sekali," kata Christopher. Selain itu juga sulit memilih tempat relokasinya pascaoperasi karena lokasi yang cukup layak untuk memelihara harimau di Indonesia umumnya sangat jarang. (Ant/OL-06)
Sumber : http://www.mediaindonesia.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment