17.8.10
YPHS Uji Coba Pola Pemangsaan Harimau Sumatera
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Foto Terkait Pekanbaru - Yayasan Pelestarian Harimau Sumatera (YPHS) di Riau, akan menguji coba pola pemangsaan harimau sumatera. Uji coba ini dilakukan untuk meningkatkan populasi dan mencegah konflik antar manusia dan harimau.
Direktur YPHS, Bastoni, mengatakan metode diawali dengan membuat kandang satwa mangsa dengan ukuran 50 x 50 meter. Kandang itu diletakan di kawasan hutan penyanggah konservasi harimau sumatera, Senepis, di Kota Dumai, Riau.
Kandang tersebut dikeliling kawat setinggi 150 cm. Di dalamnya akan dilepas satwa babi yang menjadi santapan harimau. Diharapkan hal ini akan memancing datangnya harimau sumatera yang saat ini banyak berkeliaran di luar hutan konservasi Senepis.
"Kandang ini dibangun pihak Sinar Mas Group dan menghabiskan dana Rp 50 juta. Kerjasama dengan pihak perusahaan ini guna melihat langsung gelagat harimau sumatera di luar kawasan konservasi," kata Bastoni.
Menurut Bastoni, selama ini harimau di luar konservasi sering konflik dengan manusia. Harimau sumatera memangsa ternak-ternak milik masyarakat. Karena itu metode ini akan memancing harimau untuk masuk dalam kandang yang telah tersedia babi.
"Bila ada harimau yang masuk dalam kandang yang telah kita sediakan, berarti hal itu bisa mengurangi konflik yang selama ini terjadi. Tahap awal kandang ini hanya sebagai pakan harimau saja guna menghindari konflik kepemukiman masyarakat. Harimau nantinya juga bisa keluar sendiri dari kandang tersebut," kata Bastoni.
Bila metode ini nantinya berhasil, maka pihak YPHS akan menambah kandang lagi dengan ukuran raksasa di atas lahan 3 hektar. Untuk membangun kandang seperti itu akan membutuhkan dana awal sekitar Rp1 miliar. Metode ini akan menyelamatkan harimau cacat akibat konflik dengan manusia. Diharapkan dengan membangun lokasi yang lebih besar lagi, akan membangun populasi harimau sumatera di Riau.
"Metode ini memang dianggap gila oleh NGO lainnya. Tapi saya yakin, motode pertama kali di dunia ini ini akan berhasil menambah populasi harimau di Riau. Selama ini banyak NGO bidang harimau hanya melakukan riset dan pengumpulan data. Mereka tidak pernah memikirkan bagaimana menambah populasi harimau. Padahal dengan berbagai macam konflik yang ada, tingkat kepunahan harimau sumatera lebih laju ketimbang tingkat regenerasinya," kata Bastoni.
Ditambahkan Bastoni, selama ini penyelesaian konflik dengan cara harimau dievakuasi ke Taman Safari Indonesia (TSI). Tercatat sejak tahun 2003 sekitar 8 ekor harimau dibawa ke sana. Bila merujuk masa reproduksi harimau sumatera, maka pada tahun 2010 ini semestinya populasinya sudah bertambah di TSI.
"Sampai sekarang kita tidak pernah tahu adanya penambahan generasi harimau taman safari. Itu menunjukan bahwa pemerintah sendiri gagal dalam meningkatkan populasi harimau sumatera di sejumlah kebun binatang termasuk Taman Safari," kata Bastoni.
(djo/djo)
Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/08/11/151635/1418369/10/yphs-uji-coba-pola-pemangsaan-harimau-sumatera
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
3 comments:
POLA YG KURANG BAIK,,,KLAU MAKANAN HARIMAU HABIS, DIJERAT,JD MASUK KAMPUNG HARIMAUNYA BOS..KAMI ORG KAMPUNG JGN DIBODOHI BOS...SINAR MAS MENGHABISKAN HUTAN KAMI, BOS BEKERJA SAMA DENGAN SINAR MAS, JANGAN-JANGAN BOS DIBAYAR SINAR MAS TUK NGUSIR HARIMAU, YG HIDUP DIHUTAN...POLA KYK GITU MERESAHKAN KAMI NANTINYA BOS.
POLA YG KURANG BAIK,,,KLAU MAKANAN HARIMAU HABIS, DIJERAT,JD MASUK KAMPUNG HARIMAUNYA BOS..KAMI ORG KAMPUNG JGN DIBODOHI BOS...SINAR MAS MENGHABISKAN HUTAN KAMI, BOS BEKERJA SAMA DENGAN SINAR MAS, JANGAN-JANGAN BOS DIBAYAR SINAR MAS TUK NGUSIR HARIMAU, YG HIDUP DIHUTAN...POLA KYK GITU MERESAHKAN KAMI NANTINYA BOS.
POLA YG KURANG BAIK,,,KLAU MAKANAN HARIMAU HABIS, DIJERAT,JD MASUK KAMPUNG HARIMAUNYA BOS..KAMI ORG KAMPUNG JGN DIBODOHI BOS...SINAR MAS MENGHABISKAN HUTAN KAMI, BOS BEKERJA SAMA DENGAN SINAR MAS, JANGAN-JANGAN BOS DIBAYAR SINAR MAS TUK NGUSIR HARIMAU, YG HIDUP DIHUTAN...POLA KYK GITU MERESAHKAN KAMI NANTINYA BOS.
Post a Comment