Dalam diskusinya, para pencinta Harimau Jawa ini berharap Harimau Bali belum benar-benar punah, walaupun keberadaan satwa misterius ini belum bisa dipastikan sebagai harimau atau bukan. Pemasangan camera traps sangat dianjurkan sebagai salah satu upaya untuk mencari tau objek yang dicari, selain itu uji DNA dari kotoran satwa yang didapat selain tracks juga sangat dianjurkan, namun sangat mahal biayanya.
Sebagian pendapat mengharapkan tentang perlu adanya pembuktian ilmiah guna menjawab pertanyaan (W5H) siapakah pelaku konflik dengan ternak ini dan apa motifnya. Berbagai anggapan terburu-buru bahwasanya pelakunya adalah harimau bali masih harus dicari tau dan hati-hati, sehingga tidak bias dalam pelaporan ke publik dan masyarakat awam dan penulisan sejarah kucing besar di Indonesia.
Jejaring pencinta harimau jawa (Javan Tiger center) ini juga berharap rekan-rekan gabungan warga dan satuan agar dapat menggunakan cara lain dalam pencegahan penyerangan ternak kambing yang telah beberapa kali terjadi, yaitu pengahalauan dengan dengan bunyi-bunyian dari bambu. (AS)
17.8.10
"Mohon jangan tembaki harimau di Siong", Facebooker Harimau Jawa
Facebooker dari komunitas pencinta harimau jawa (Javan Tiger Center) dalam pesannya kepada rekan-rekan yang menangani konflik satwa-manusia, yang diduga sementara oleh masyarakat dan jejaring Javan Tiger Center adalah harimau bali, memohon agar agar harimau di Siong itu jangan sampai ditembak oleh Pak Polisi atau siapapun. Sangat dikasihani dan disayangkan akan nilai penting ilmiahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment