PEKANBARU - Satwa langka dan manusia di Riau terus bertikai. Kali ini, nasib nahas menimpa Amat Rafi (18) yang tewas mengenaskan ketika seekor harimau Sumatera (Fanthera Tigris Sumatera) menerkamnya saat menyadap pohan karet. Kejadian nahas yang menimpa remaja ini terjadi Dusun Rejo, Kepanghuluan Jumrah, Kecamatan Rimbang Melitang, Kabupaten Rokan Hilir. Informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi ketika Fafi bersama ibunya pergi ke kebun karet di Siarang Olang yang tidak ajauh dari rumahnya kemarian sore. Saat beraktivitas menyedap berlangsung, seekor harimau yang bekuruan cukup besar langsung menerkamnya. Karena tidak siap dengan serangan itu, korban tidak mampu bertahan dan harimau pun yang terus menggigitnya. Bahkan, tangan kanan korban putus dimakan si raja hutan tersebut. Melihat kejadian itu, sang ibu berusaha menolong anaknya. Dengan naluri seorang ibu dia pun memberanikan diri memukul harimau yang sedang berduel dengan anaknya. Si belang pun langsung lari. Namun sayang, nyawa buah hatinya tidak tertolong karena kehabisan darah. Menanggapi hal tersebut, Ketua Perlindungan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) wilayah II Riau Bastoni mengaskan, pihaknya memang belum mengatehui pasti penyebab terjadinya penyerangan karena pihaknya belum sampai ke lokasi. “Informasinya memang ada warga yang tewas diterkam harimau, kita bersama BKSDA akan segera menyelidiki kasus tersebut,” kata Bastoni kepada okezone, Selasa, (10/8/2010). Konflik antara manusia dengan satwa yang dilindungi seperti harimau, gajah, beruang, buaya, macan tutul di Riau sudah biasa terjadi. Penyebabnya, karena hutan lindung tempat habitat satwa habis oleh lahan industri. Satwa pun terpaksa harus ‘berebut lapak’ dengan manusia. (teb)
http://news.okezone.com/read/2010/08/10/340/361577/disaksikan-ibu-kandung-anak-tewas-disantap-harimau
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment