BAGANSIAPI-API (RP)-Pihak Kecamatan Rimbamelintang menyarankan kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar harimau Sumatera yang berkeliaran di Dusun Sarangolang Kepenghuluan Jumrah segera ditangkap.
Karena, keberadaan harimau Sumatera tersebut sudah membuat masyarakat resah. Bahkan, telah menimbulkan korban jiwa.
Saran tersebut disampaikan oleh Camat Rimbamelintang Abdul Hamid SH yang ditemui Riau Pos, Rabu (11/8) di Bagansiapi-api. ‘’Setelah ada warga yang meninggal dunia akibatn diterkam harimau, saya selalu melakukan koordinasi dengan pihak penghulu bersama perangkat di Sarangolang. Dari koordinasi yang kita lakukan itu, setidaknya dapat ditarik satu kesimpulan yang kuat. Yakni, harimau yang berkeliaran di Sarangolang itu harus ditangkap,’’ kata Abdul Hamid.
Pertimbangannya, lanjut Abdul Hamid, keberadaan harimau tersebut telah membuat rasa ketenangan dan kenyamanan masyarakat menjadi terganggu. Malahan, masyarakat menjadi takut melakukan aktivitas di luar rumah terutama di malam hari. Selain itu, harimau yang berkeliaran di Sarangolang tersebut lebih dari satu ekor. ‘’Kalau menurut informasi di lapangan, harimau yang ada dan sedang berkeliaran di Sarangolang itu sebanyak tiga ekor,’’ kata Abdul Hamid.
Guna menciptakan ketenangan dan kenyamanan di tengah-tengah masyarakat di daerah Sarangolang tersebut, tambah Abdul Hamid, maka sudah sepantasnya harimau-harimau yang berkeliaran di sana harus segera ditangkap. ‘’Kami mengharapkan agar pihak BKSDA Dumai segera melakukan penangkapan terhadap harimau-harimau itu. Karena, masyarakat kami sudah ketakutan,’’ harap Abdul Hamid.
Menurutnya, keganasan harimau seperti yang terjadi di dusun Sarangolang tersebut bukan merupakan hal yang pertama kalinya. Di mana, beberapa tahun lalu, harimau tersebut juga mengganas dan menimbulkan korban luka maupun meninggal dunia juga pernah terjadi di Dusun Sarangolang. Setelah pihak BKSDA Dumai serta Dinas Kehutanan Kabupaten Rohil turun dan memangsang perangkat di beberapa daerah lintasannya ternyata membuahkan hasil. Kendati harimau tersebut berhasil masuk perangkap, namun langsung diadili oleh masyarakat.
Di Kabupaten Rohil, ujarnya, setidaknya terdapat beberapa daerah lintasan harimau Sumatera. Yakni dari Senepis Dumai hingga memasuki beberapa daerah di Rohil yakni Kecamatan Sinaboi, Kecamatan Bangko, Kecamatan Rimbamelintang, dan Tanahputih. Daerah lintasan lainnya yakni Kecamatan Pasirlimau Kapas, Kecamatan Kubu dan Kecamatan Simpangkanan serta Kecamatan Bagansinembah. Umumnya daerah menjadi lintasan ini biasanya harimau yang sering berkeliaran di Labuhanbatu, Sumut.(sah)
Sumber : http://www.riaupos.com/new/otonomi.php?act=full&id=1561&kat=4
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
1 comment:
untuk mengatasi konflik satwa liar khususnya harimau, kedepan saya berharap satwa tidak selalu ditempatkan pada posisi yang bersalah, tetapi pada posisi sebagai pihak yang juga mungkin menjadi korban, dan kepada otoritas pemerintah yang berkompeten agar penyelesaian konflik tidak menjadikan tangkap dan pindahkan satwa ke lembaga konservasi sebagai jalan keluarnya, saran saya untuk jangka panjangnya dengan perbaikan habitat, jangka pendeknya dengan giring atau translokasi ke habitatnya.
satu hal yang menggelitik dalam benak saya mengapa jika Harimau yang keluar habitat terjadi konfkik tetapi jika Rusa yang keluar habitat tenang-tenang saja...
Semoga Harimau Sumatera tetap lestari di habitatnya yang asli
Post a Comment