KERINCI Ditulis oleh ian Rabu, 14 April 2010 11:18 SUNGAIPENUH – Satu dari enam ekor harimau Sumatera atau Felis Tigris yang selama ini meresahkan warga Kecamatan Batang Merangin, khususnya beberapa desa di kawasan Muara Imat, masuk dalam perangkap yang dibuat pihak Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan warga. Pasalnya beberapa bulan belakangan ini, warga tak berani ke kebun lantaran kerap menjumpai harimau (orang gaek, sapaan harimau bagi masyarakat Kerinci) berkeliaran di daerah tersebut.
Harimau yang berhasil dijerat berjenis kelamin betina, dan diduga adalah induknya. Kejadian tersebut menurut Kades Muara Imat Ali Akbar, diperkirakan sekitar pukul 05.00 dini hari, kemarin (13/4). Hanya saja kata Ali, hal itu baru diketahui warga pukul 07.00.
Harimau Sumatera yang terjerat itu, menurutnya, persis berada di daerah Air Batu, Sungai Manggis Muara Imat, Kecamatan Batang Merangin. “Sebenarnya yang selama ini sempat dilihat warga ada enam ekor,” terangnya. Hingga pukul 14.00, warga masih berduyun-duyun ke lokasi melihat dari dekat harimau yang terperangkap itu.
Kejadian itu juga dibenarkan Camat Batang Merangin, Tito Rivano. “Tadi saya diberitahukan oleh Kades Muara Imat tentang tertangkapnya harimau dan sekarang masih menunggu petugas dari TNKS datang ke lokasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar TNKS melalui Kasi Pengelolaan Wilayah I TNKS Junaidi, ketika dikonfirmasikan mengatakan, pihaknya memang sengaja membuat perangkap lantaran selama ini masyarakat resah dengan keberadaan harimau itu.
Rencananya, kemungkinan besar harimau itu akan direlokasi atau dipindahkan ke Bengkulu dan tetap dalam kawasan TNKS. Sedangkan Kapolres Kerinci, AKBP M Rosidi, ketika dikonfirmasikan mengaku belum mendapatkan laporan tentang hal tersebut.(ian/rib)
18.4.10
Harimau Sumatera Terperangkap
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
" Getting a long with TIGER "© Erni Suyanti Musabine
A sumatran tiger in the South Bengkulu (June - July 2010)
A sumatran tiger in the South Bengkulu (June - July 2010)
No comments:
Post a Comment