Jurnal Bogor, 5 August 2009 oleh jayadi Rubrik: BOGOR CENTRUM
Bogor - Menurut penelitian terbaru, laut ternyata mampu mereduksi proses pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change). Untuk mengetahui peran laut sebagai pengendali perubahan iklim tersebut, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Isntitut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB) bekerjasama dengan Badan Riset Kelautan Perikanan Departemen Kelautan Perikanan dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) menggelar workhop, di Hotel Salak, Selasa (4/8).
Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, menjelaskan, workshop tersebut merupakan agenda lanjutan dari World Ocean Conference (WOC) 2009 di Manado Mei 2009 lalu. Saat itu dihasilkan Manado Ocean Declaration (MOD) dan memandatkan kepada Indonesia untuk segera merealisasikan dan berperan aktif dalam meningkatkan peran laut dalam mereduksi percepatan pemanasan global. “Workshop ini sangat penting dan tepat. Kami berharap akan tersusunnya road map nasional mitigasi (pencegahan bencana) dan adaptasi perubahan iklim bidang kelautan, tersusunnya agenda-agenda riset dan jejaring keilmuan dan kebijakan dalam bidang kelautan dalam kaitannya dengan perubahan iklim, serta terciptanya penggalangan kerja sama regional/internasional dalam peran laut dalam proses perubahan iklim. Selanjutnya, 40 perwakilan akan ditunjuk untuk mewakili Indonesia ke Konfenhagen Belanda,” jelas Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto. Dia mengemukakan, proses pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas rumah kaca utamanya karbondioksida (CO2) di atmosfir. Ilmuwan mengidentifikasi, dalam 100 tahun terakhir terjadi peningkatan kandungan gas tersebut hingga 100 ppm, dari saat ini 380 ppm. Korelasinya, suhu permukaan bumi pun meningkat 2 derajat celsius. “Emisi kendaraan bermotor adalah penyebab utamanya,” ujarnya. Rektor menerangkan, proses reduksi pemanasan global dengan air laut terjadi melalui proses transport karbon dari udara ke tempat dan bentuk lain ke dalam laut, antara lain fotosintesa fitoplankton dan tanaman laut makro serta deposit karbon di dalam sediment dasar laut dan terumbu karang. “Perhatian dan harapan masyarakat global saat ini mengerucut ke peran laut selain fungsi penyerapan karbon oleh hutan, terlebih dengan tingginya kerusakan hutan saat ini. Saat ini Indonesia memiliki laut sekitar 5,8 juta kilometer persegi,” terang Prof Herry. Acep Mulyana Source:JurnalBogor
No comments:
Post a Comment