TURTLE MONITORING OFFICER
Posisi ini akan ditempatkan di pantai Rumah Batu, Sorong dan bertanggung jawab untuk memastikan terimplementasikann ya kegiatan monitoring penyu dan penelitian guna mendukung pencapaian yang signifikan terhadap target program Konservasi Penyu WWF Indonesia.
Tugas/Kewajiban Pokok:
• Memastikan terimplementasikann ya kegiatan monitoring populasi penyu di kawasan Rumah Batu.
• Memastikan tersedianya dukungan masyarakat lokal terhadap kegiatan monitoring penyu, inisiasi penelitian ilmiah oleh WWF dan Mitra untuk tujuan pengeloloaan serta aktivitas (intervensi) pengelolaan di lapangan.
• Memastikan tersedianya database tentang populasi penyu dan PIT Tagging
• Memastikan adanya koordinasi kegiatan penelitian di lapangan oleh mitra WWF dengan pihak masyarakat dan pengelola kawasan (BKSDA)
• Memastikan hasil penelitian, termasuk hasil monitoring, dikomunikasikan ke masyarakat sekitar kawasan
• Memastikan tingkat efisiensi kinerja beach patrollers dalam menjalankan kegiatan monitoring
• Memastikan adanya usulan rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan Monitoring penyu
• Memastikan tersedianya laporan teknis tiga bulanan dan laporan status populasi, serta progress kegiatan monitoring setiap akhir musim peneluran.
• Memastikan tersedianya resources yang cukup untuk keperluan kegiatan monitoring penyu, termasuk kelengkapan peralatan lapangan dan pemeliharaannya
Persyaratan:
• Pendidikan minimal Sarjana (S1) Ilmu Kelautan, Perikanan, Biologi Sumberdaya.
• Memiliki kemampuan menganalisa yang baik..
• memiliki inisiatif, kemampuan bekerjasama, komunikasi dan hubungan interpersonal yang kuat.
Kirimkan lamaran dan CV anda paling lambat 30 Juni 2009 ke email : hrd@wwf.or.id
Sumber : atas kebaikan Samsul Ulum
10.6.09
Lowongan Turtle Monitoring Officer di WWF
WWF-Indonesia merupakan anggota independen dari WWF, organisasi konservasi global yang beroperasi di lebih dari 100 negara di dunia. Saat ini WWF-Indonesia beroperasi dengan 24 kantor lapangan yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia.
Untuk memperkuat program kami, saat ini kami membutuhkan tenaga potensial untuk mengisi posisi :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment