10.6.09
Lagi, Harimau Masuk Pemukiman Penduduk
TNKS Sebut Anjing Hutan Bukan Harimau
SUNGAIPENUH – Belum hilang diingatan tentang perkelahian antara warga Betung Kuning, Nasir dengan dua ekor Harimau yang masuk ke desa dan hendak memangsa ternak sapi miliknya, beberapa waktu lalu.
Kemarin malam, hal serupa kembali terjadi di desa Sungai Deras, Kecamatan Air Hangat Timur. Tapi kali ini Harimau tidak sempat mengambil apa-apa. Paling tidak hal itu sudah meresahkan masyarakat.
Menurut keterangan warga setempat Gustiar, bahwa pada tengah malam kemarin atau Minggu malam, warga di desanya melihat dua Harimau masuk ke tengah sawah penduduk.
Entah apa yang akan dicari oleh si raja hutan di Desa Sugai Deras, yang jelas sebut Gustiar masyarakat di desanya kini sudah mulai resah. “Tentu saja warga sangat ketakutan bahkan warga yang hendak ke sawah juga takut setelah mendapatkan kabar ini,” jelasnya.
Apalagi sebut Gustiar, desa Sungai Deras berbatasan langsung dengan hutan sehingga kemungkinan si raja hutan itu kembali masuk ke dalam pemukiman sangat besar.
Sejak mendapatkan kabar tersebut kata Gustiar, masyarakat Desa Sungai Deras melarang anak-anak mereka untuk berpergian jauh.
Hal senada juga diungkapkan warga Sungai Deras Ril, yang mengaku kemarin malam warganya dikejutkan dengan masuknya dua ekor Harimau kedalam pemukiman penduduk.
Hanya saja sebut Ril, dua ekor harimau itu masuk ke dalam dusun, lantaran mengejar babi hutan. Bahkan warga sempat melihat sendiri sisa babi hutan yang disisihkan oleh si raja hutan itu. “Memang benar ada dua ekor harimau masuk ke dalam desa kami. Harimau itu mengejar babi dan sisanya masih ditinggalkan diperbatsan desa,” katanya.
Namun demikian sebut Ril, masyarakat sampai sekarang msaih resah lantaran si raja hutan sudah sampai ke desa mereka, meskipun hanya mengejar seekor babi hutan. “Ya, walaupun hanya mengejar babi hutan tapi masyarakat sudah resah,’ ucapnya.
Disisi lain, Yunaidi Kasi Pengelolaan Wilayah I Balai Besar Taman Nasional Kerinci Sebelat yang berkedudukan di Kerinci ketika dikonfirmasikan juga mengakui adanya binatang buas telah masuk ke pemukiman penduduk.
Hanya saya pihak TNKS, membatah jika yang masuk dalam pemukiman penduk itu adalah si raja hutan alias harimau, melainkan adalah anjing hutan. “Ya, berdasarkan laporan dari petugas kita yang melihat kesana serta dari bekas pijakkan kakinya adalah anjing hutan bukan harimau, dan kita pastikan saat ini sudah kembali ke hutan,” tandas Yunaidi.
(wdo)
Sumber :http://www.jambiekspres.co.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment