28.5.09
Sekilas tulisan : Survey Harimau Sumatera dan Mamalia Besar di TN. Bukit Barisan Selatan
King Of The Wildlife in TN Bukit Barisan Selatan
(Raja dari Kehidupan Satwa Liar di TN Bukit Barisan Selatan)
Kekhawatiran mencekam di kala ada satu rangkaian rantai makanan terputus di ekosistem alaminya TN Bukit Barisan Selatan.....................
Kenang-kenangan Tulisan sewaktu aku magang di WCS-IP bersama Team Tiger ^_^
Hari minggu pagi, tepatnya tanggal 14 Juli 2002, Tim Tiger WCS-IP Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tengah bersiap-siap untuk memasuki blok sampling di dalam kawasan TNBBS untuk melaksanakan kegiatan survey Harimau Sumatera dan mamalia besar. Tim survey menggunakan kamera (Camera Trap) Camtraker, dimana kamera memakai sistem sensor infra merah pasif untuk mendeteksi panas tubuh dan pergerakan satwa yang melintasi didepan sensor dan segera mengambil gambar satwa tersebut. Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan survei Harimau Sumatera dan mamalia besar, yaitu pemantauan distribusi dan kerapatan Harimau Sumatra serta satwa mangsanya, memperoleh data untuk mempelajari penggunaan habitat oleh Harimau Sumatera dan satwa mangsanya di wilayah TNBBS, meningkatkan kapasitas petugas PHKA, LSM setempat dan para mahasiswa Indonesia melalui pelatihan dan bersama pemerintah serta para ilmuwan Indonesia mengembangkan strategi konservasi Harimau Sumatra dunia.
Pos Sampling telah terlihat di pelupuk mata, dengan mengendarai kendaraan Rocky dan Hartop Tim Tiger diturunkan dan siap memasuki wilayah konservasi TNBBS dan telah dibekali peta topografi, GPS, Kompas, Camera Pocket, Camera Trap, Densiometer, Understory, Sling Cord, Banji Cord, Papan Tagging, Tally sheet, Obat-obatan, Pita Ukur, Alat Tulis serta logistic. Jiwa konservatif dan rasa peduli terhadap kelestarian Harimau Sumatera dan kehidupan satwa liar di alam membimbing mereka untuk penuh semangat dan berkreasi secara ilmiah melakukan tindakan konservatif.
Tim Tiger yang dikenal dengan kekompakan dan kegesitannya dalam bekerja mulai memasuki blok sampling, perjalanan menapaki barisan bukit cukup melelahkan. Rasa lelah dan lapar sudah terasa di ujung tenggorokan, setelah mendaki kesekian kali barisan bukit dan melewati kesekiankalinya lembah serta jurang sampailah pada titik pemasangan Camera Trap dan memulai pemasangan serta inventarisir vegetasi sesuai metode yang telah disepakati. Setelah pemasangan selesai Tim Tiger lansung beranjak menuju ke titik berikutnya guna melakukan pemasangan berikutnys.
Langit sudah terlihat legam, jam ditangan telah menunjukkan pukul 17.45 WIBB tim terus bergerak menuju sungai besar untuk bermalam. Tenda telah dibangun dan bersama-sama menyiapkan segala sesuatunya untuk bermalam. Masing-masing anggota membersihkan diri di sungai dan siap untuk beribadah kepada Yang Maha Kuasa. Sambil bercanda gurau antar kawan dan memandang langit serta seisi hutan alam TNBBS, betapa karya cipta-Nya patut disyukuri dan dilestarikan.
Bioekologi Harimau Sumatera
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah satwa carnivor tingkat tinggi dan merupakan satu-satunya jenis harimau di Indonesia yang masih mampu bertahan hidup setelah Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa (Panthera tigris soundaica) telah punah antara tahun 1940-an sampai 1980-an dengan laju kepunahan satu sub species setiap 20 tahun, terutama disebabkan karena penyusutan dan fragmentasi habitat secara dramatis dan perburuan secara liar. Berdasarkan kriteria resiko yang digunakan IUCN Harimau Sumatera berada pada status sangat terancam kepunahan dan termasuk dalam Apendiks I CITES dan diperkirakan hanya tersisa 400 ekor. Ini berarti mereka menghadapi kemungkinan punah yang sangat besar dalam waktu dekat ini.
Harimau Sumatera menempati berbagai macam habitat mulai dari daerah tepi pantai hingga daerah dengan ketinggian 2000 m dpl. Populasinya tersebar pada tujuh kawasan penting di Pulau Sumatera, yaitu Taman Nasional (TN) Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, TN Berbak, TN Wai Kambas, TN Bukit Barisan Selatan, Cagar Alam (CA) Kerumutan , CA Rimbang.
Habitat Harimau Sumatera di TN Bukit Barisan Selatan dan Ancaman Kelestariannya
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan kawasan lindung terbesar ketiga (3.568 km2) di Sumatera. Berlokasi di ujung barat daya (4o31’--55o7’ LS dan 103o34’--104o43’BT) dan terbentang di Propinsi Lampung (82% dari luas taman nasional) dan Bengkulu labih dari 150 km sepanjang Bukit Barisan. Bentuknya yang tipis memanjang menciptakan batas kawasan sepanjang lebih dari 700 km serta dua jalan lintas membagi taman nasional di sebelah Utara dan Selatan. TNBBS merupakan hutan hujan dataran rendah terluas yang tersisa di Sumatera dan merupakan habitat Harimau Sumatera dan jenis individu lainnya. TNBBS tersusun oleh tipe habitat yang cukup lengkap mulai hutan pantai hingga hutan pegunungan. Kegiatan pemantauan jangka panjang penelitian Harimau Sumatera dan mamalia besar oleh WCS-IP sejak tahun 1998 di kawasan TNBBS mengungkapkan bahwa kawasan ini sedang mengalami berbagai tekanan seperti perambahan untuk perladangan liar, perkebunan dan pencurian kayu.
Analisis awal GIS ARCVIEW oleh WCS-IP menunjukkan terjadinya penyusutan kawasan hutan hingga 28%. Hal ini secara nyata akan mempengaruhi kehidupan Harimau Sumatera dan kehidupan lainnya didalamnya. Selain terjadinya fragmentasi habitat, kegiatan perburuan dan perdagangan illegal Harimau Sumatera merupakan ancaman serius bagi keberadaan satwa. Data yang tersedia mengindikasikan bahwa pemburu di dalam TNBBS telah membunuh sekurang-kurangnya 32 Harimau Sumatera sejak tahun 1998 (Kompas 1999, data WWF, Wibisono Unpubl.data) dengan rata-rata lebih dari 8 Harimau Sumatera per tahun. Populasi harimau di TNBBS dalam kondisi terancam punah, kecuali jika pola perburuan dan penebangan hutan dihentikan. Diperoleh bukti bahwa perburuan oleh masyarakat lokal dan aparat bermasalah di TNBBS menyebabkan penurunan populasi di dalam taman nasional (WCS-IP).
Aksi dan Rekomendasi
Kondisi demikian memerlukan tindakan konservatif yang nyata dari seluruh stakeholder (peserta) dalam bentuk perlindungan terhadap jaringan kawasan TNBBS, pengontrolan terhadap aktivitas berburu, perdagangan domestik tubuh dan daging Harimau Sumatera, penegakan hukum secara tegas dan pasti kepada pihak-pihak yang terlibat dalam illegal action bagi kehancuran Harimau Sumatera dan habitatnya di alam./ (Adnun Salampessy*)
* Peserta Magang WCS-IP TNBBS
Mahasiswa Manajemen Hutan
Universitas Lampung
Tahun 2002
Sumber : www.harimaujambi.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment