11.6.10
10 Orangutan Didatangkan ke Jambi
Selasa, 8 Juni 2010 | 20:47 WIB
JAMBI, KOMPAS.com - Sebanyak 10 orangutan sumatera (Pongo Abelii) kembali didatangkan ke Jambi untuk menjalani proses pelepasliaran di kawasan Bukit Tigapuluh.
"Program pelepasliaran ini bertujuan meningkatkan populasi orangutan sumatra yang terus menyusut akibat maraknya pembukaan hutan menjadi areal perkebunan di habitat asli orangutan," kata Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera dari Frankfurt Zoological Society (FZS), Julius Paolo Siregar di Jambi, Selasa (8/6/2010).
Saat ini diperkirakan hanya 6.000 ekor orangutan yang hidup liar. Penyitaan orangutan sebagai hewan peliharaan terus dilakukan untuk selanjutnya dilepasliarkan ke dalam hutan.
Menurut Julius, orangutan tersebut diberangkatkan dari Stasiun Karantina Batu Mbelin, Sibolangit, Sumatra Utara, Senin (7/6/2010) sore dan dijadwalkan tiba di Jambi, Rabu (9/6/2010) pagi.
"Transportasi orangutan menggunakan satu unit truk dan didampingi dokter hewan serta polisi hutan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara. Siang tadi rombongan berada di Pekanbaru, Riau," ujar Julius.
Setibanya di Kabupaten Tebo, Jambi, orangutan akan dipindahkan dari truk ke dalam dua unit mobil offroad. Diperlukan waktu tempuh 6-8 jam untuk mencapai Stasiun Reintroduksi Orangutan.
Sementara, drh Yenny Saraswati dari Stasiun Karantina mengatakan rata-rata orangutan ini berusia enam tahun. "Ada satu ekor orangutan yang berusia lebih dari 10 tahun. Kesepuluh orangutan ini terdiri dari enam betina dan empat jantan," ujarnya.
Sebagian besar orangutan berasal dari hasil sitaan di wilayah Aceh. Virina salah satu orangutan betina adalah sitaan dari seorang petani di Desa Kutacane. Petani tersebut mendapati Virina masuk dalam perangkap babi yang dipasang di sawah. "Di leher Virina masih terlihat bekas jeratan, namun kini sudah sembuh," ujar Yenny.
http://sains.kompas.com/read/2010/06/08/20474412/10.Orangutan.Didatangkan.ke.Jambi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
No comments:
Post a Comment