
Dalam diskusinya, para pencinta Harimau Jawa ini berharap Harimau Bali belum benar-benar punah, walaupun keberadaan satwa misterius ini belum bisa dipastikan sebagai harimau atau bukan. Pemasangan camera traps sangat dianjurkan sebagai salah satu upaya untuk mencari tau objek yang dicari, selain itu uji DNA dari kotoran satwa yang didapat selain tracks juga sangat dianjurkan, namun sangat mahal biayanya.
Sebagian pendapat mengharapkan tentang perlu adanya pembuktian ilmiah guna menjawab pertanyaan (W5H) siapakah pelaku konflik dengan ternak ini dan apa motifnya. Berbagai anggapan terburu-buru bahwasanya pelakunya adalah harimau bali masih harus dicari tau dan hati-hati, sehingga tidak bias dalam pelaporan ke publik dan masyarakat awam dan penulisan sejarah kucing besar di Indonesia.
Jejaring pencinta harimau jawa (Javan Tiger center) ini juga berharap rekan-rekan gabungan warga dan satuan agar dapat menggunakan cara lain dalam pencegahan penyerangan ternak kambing yang telah beberapa kali terjadi, yaitu pengahalauan dengan dengan bunyi-bunyian dari bambu. (AS)
No comments:
Post a Comment