Rokan Hilir
Serangan Harimau Sumatra, di Desa Pasir Limau Kapas dan Desa Sungai Daun, Kecamatan Pasir Limau, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, menurut pakar dari Yayasan Pelestarian Harimau Sumatera, merupakan peralihan sumber makanan.
Hal demikian menurut pakar tersebut, Jumat, karena minimnya sumber makanan di kawasan hutan konservasi Sinepis yang menjadi kawasan tempat berlindungnya kawanan hewan dilindungi negara itu.
"Masuknya harimau ke dasa di Rokan Hilir tidak lain untuk mencari makanan. Jadi bukan tidak mungkin kalau hal ini terus dibiarkan, maka akan mendatangkan korban manusia," tutur Bastoni, pakar yang juga pembina Yayasan Pelastarian Harimau Sumatera di Riau. Kemungkinan jatuhnya korban manusia itu menurut Bastoni karena harimau merupakan hewan yang tidak memiliki kepekaan terhadap makhluk lain yang berada disekitarnya.
"Yang lebih membahayakan lagi, jika harimau dewasa sudah merasa kelaparan, maka usaha penerkaman biasanya akan lebih ganas lagi," tuturnya. Namun untuk mencegah hal demikian terjadi, pihaknya bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berencana akan membuka peternakan babi di tengah hutan konservasi yang difungsikan untuk konsumsi hewan dilindungi itu.
"Mudah-mudahan rencana itu akan terleksana dalam waktu dekat ini," ucapnya. (KR-FZR/E001)
http://www.antaranews.com/berita/1272005352/harimau-masuk-desa-gara-gara-kurang-makanan-di-hutan-konservasi
1.5.10
Harimau Masuk Desa Gara-gara Kurang Makanan di Hutan Konservasi
Rokan Hilir
Serangan Harimau Sumatra, di Desa Pasir Limau Kapas dan Desa Sungai Daun, Kecamatan Pasir Limau, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, menurut pakar dari Yayasan Pelestarian Harimau Sumatera, merupakan peralihan sumber makanan.
Hal demikian menurut pakar tersebut, Jumat, karena minimnya sumber makanan di kawasan hutan konservasi Sinepis yang menjadi kawasan tempat berlindungnya kawanan hewan dilindungi negara itu.
"Masuknya harimau ke dasa di Rokan Hilir tidak lain untuk mencari makanan. Jadi bukan tidak mungkin kalau hal ini terus dibiarkan, maka akan mendatangkan korban manusia," tutur Bastoni, pakar yang juga pembina Yayasan Pelastarian Harimau Sumatera di Riau. Kemungkinan jatuhnya korban manusia itu menurut Bastoni karena harimau merupakan hewan yang tidak memiliki kepekaan terhadap makhluk lain yang berada disekitarnya.
"Yang lebih membahayakan lagi, jika harimau dewasa sudah merasa kelaparan, maka usaha penerkaman biasanya akan lebih ganas lagi," tuturnya. Namun untuk mencegah hal demikian terjadi, pihaknya bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berencana akan membuka peternakan babi di tengah hutan konservasi yang difungsikan untuk konsumsi hewan dilindungi itu.
"Mudah-mudahan rencana itu akan terleksana dalam waktu dekat ini," ucapnya. (KR-FZR/E001)
http://www.antaranews.com/berita/1272005352/harimau-masuk-desa-gara-gara-kurang-makanan-di-hutan-konservasi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
---------------------
"Anggaran yang tersedia untuk kegiatan konservasi di kawasan hutan sangat minim yakni hanya 4 dolar AS per hektar. Sangat jauh ketimbang Malaysia 20 dolar AS per hektar.Padahal, konservasi harimau dan satwa dilindungi lainnya butuh dana besar. Idealnya 18 dolar AS per hektar bisa tersedia untuk kegiatan konservasi di 26 juta hektar kawasan hutan lindung dan konservasi.Karena dana minim itu, pemerintah ajak swasta untuk sisihkan dana CSR-nya untuk kegiatan konservasi itu. Apalagi total dana CSR perusahaan di Indonesia sampai Rp20 triliun, kalau Rp1 triliun saja untuk konservasi itu sangat membantu," papar Darori, Dirjen PHKA Kemenhut, usai Lokakarya Penggalangan Sumberdaya untuk Pelaksana Rencana Nasional Pemulihan Harimau Sumatera, pada Selasa, 17 Januari 2012.
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
-----------------------------------------
Photo : "Wild Sumatran tiger" by Michael Lowe, 2006, Wikimedia Commons.
--------------
-------
" Getting a long with TIGER "© Erni Suyanti Musabine
A sumatran tiger in the South Bengkulu (June - July 2010)
A sumatran tiger in the South Bengkulu (June - July 2010)


No comments:
Post a Comment